Kekerasan dan Pelecehan Seksual Bertopeng Agama: Tamparan Keras bagi seluruh Civitas Akademika & Pemerhati Pendidikan


Fenomena kekerasan dan pelecehan seksual yang disembunyikan di balik simbol-simbol agama adalah salah satu kejahatan paling keji yang bisa terjadi dalam masyarakat. Baru-baru ini, kita dikejutkan dengan kasus-kasus yang menyeret nama-nama tokoh agama, yang seharusnya menjadi panutan, namun justru melakukan tindakan yang mencoreng nilai-nilai luhur agama yang mereka wakili. Sebagai seorang akademisi yang juga aktif di organisasi kemasyarakatan Islam, fenomena seperti ini adalah tamparan keras bagi civitas akademika dan seluruh elemen masyarakat yang terlibat dalam ormas Islam, termasuk saya sendiri.

Melalui dua video yang saya sertakan sebagai referensi:
1. Video pertama: https://youtu.be/IQ32dXSQR08?si=iiP30s3Y3GLLk0SN
2. Video kedua: https://youtu.be/VMZ4UgTiAb8?si=71-7cPwng8VsnPpp
kita dapat melihat bagaimana topeng agama dijadikan tameng untuk melakukan kekerasan dan pelecehan seksual. Kejadian-kejadian seperti ini jelas membuat kita geram, bukan hanya karena korban yang menderita, tetapi juga karena agama yang seharusnya menjadi jalan kebaikan dan rahmat justru diperalat untuk membenarkan tindakan kriminal ini.

Sebagai civitas akademika yang mengajarkan nilai-nilai moral dan etika sosial, kita memiliki tanggung jawab besar dalam menghadapi fenomena ini. Saya pribadi sangat geram dan mengutuk keras tindakan-tindakan keji tersebut. Ini bukan hanya kejahatan terhadap individu korban, tetapi juga serangan terhadap esensi agama itu sendiri. Bagaimana mungkin agama, yang mempromosikan kasih sayang, kedamaian, dan penghormatan terhadap sesama manusia, bisa dimanipulasi oleh oknum untuk merusak dan menindas?

Hal ini juga menjadi pengingat bagi kita bahwa dunia pendidikan, termasuk pendidikan agama, tidak boleh hanya berfokus pada aspek intelektual saja, tetapi juga harus menyentuh ranah moral dan akhlak. Institusi pendidikan, terutama yang berbasis agama, harus memperkuat nilai-nilai kemanusiaan, menjunjung tinggi martabat setiap individu, dan memberikan pendidikan yang mencegah segala bentuk kekerasan dan pelecehan.

Tidak ada tempat bagi kekerasan dan pelecehan seksual dalam agama apa pun. Tindakan ini tidak hanya merusak korban secara fisik dan mental, tetapi juga menghancurkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi agama. Oleh karena itu, kita harus bersatu, mengutuk keras tindakan-tindakan tersebut, dan memastikan bahwa keadilan ditegakkan.

Sebagai akademisi dan anggota ormas Islam, saya menyerukan kepada seluruh lapisan masyarakat, terutama mereka yang berada di lingkup pendidikan, untuk lebih waspada dan proaktif dalam mencegah tindakan-tindakan ini. Kita harus mengedepankan dialog yang terbuka tentang kekerasan dan pelecehan seksual, terutama ketika dilakukan oleh mereka yang menggunakan agama sebagai kedok. Jangan biarkan kejahatan semacam ini terus terjadi di balik tirai agama. Sudah saatnya kita berani bicara dan mengambil tindakan tegas untuk melindungi korban serta mengembalikan kesucian ajaran agama yang sebenarnya.

Agama adalah cahaya, bukan senjata. Mari bersama, kita lindungi cahaya itu dari kegelapan yang dibawa oleh segelintir oknum yang mengatasnamakan agama untuk melakukan kejahatan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Milad Muhammadiyah ke-112 dalam Perspektif Pengembangan SDM

SDM & Etika Profesi: Menjaga Kepantasan dalam Era Kebebasan

Refleksi Dalam Perspektif Pengembangan SDM Berkemajuan atas Fenomena Viral Gus Miftah Mengolok-olok Penjual Minuman